Mengapa Tsunami dan Sulawesi Tengah Erat Kaitannya?

Tsunami dan Sulawesi tengah merupakan hal yang tidak terpisahkan. Pasalnya Sulteng memang terletak di wilayah yang rawan bencana. Pulau ini merupakan pertemuan tiga lempeng utama yang mengakibatkan beragam dampak geologis.

Lempeng-lempeng tersebut bergerak terus hingga pada suatu titik akan bertabrakan secara seriua. Nah hal itulah yang memicu sulawesi tengah rawan gempa. Selain itu, tsunami di Sulawesi Tengah terjadi kerena letaknya di teluk Palu. 

Tsunami dan Sulawesi Tengah Terjadi Sebab Pertemuan Tiga Lempeng

Sulawesi Tengah adalah salah satu provinsi yang rawan dengan bencana. Pasalnya pulau ini menjadi tempat bertemunya tiga lempeng utama dan terletak di Cincin Api Pasifik. Ketiga lempeng tersebut adalah lempeng eurasia, lempeng pasifik dan lempeng filipina.

  1. Lempeng Eurasia

Tsunami dan Sulawesi Tengah berkaitan erat karena letak provinsi tersebut di atas lempeng Eurasia. Lempeng ini merupakan lempeng tektonik terbesar ketiga. Di wilayah ini lempeng Eurasia bergerak ke arah selatan-tenggara. 

Lempeng Eurasia bersimpangan dengan lempeng Amerikan dengan kecepatan sekitar 3 cm per tahun. Lempeng inilah yang menyebabkan gempa di Kota Palu, Donggala dan Sigi pada bulan September 2018 lalu.

  1. Lempeng Pasifik

Pertemuan lempeng Pasifik dengan lempeng Eurasia memicu gempa dan tsunami. Tsunami dan Sulawesi Tengah sepertinya memang menjadi tempat yang tidak terelakkan dari bencana tersebut. 

Lempeng pasifik adalah lempeng tektonik yang besarnya dua kali lipat dari lempeng Amerika Selatan. Letak lempeng ini di dasar laut Samudra Pasifik. Pergerakannya adalah ke arah barat.

  1. Lempeng Filipina

Hal yang membuat tsunami dan Sulawesi Tengah sangat rawan adalah pertemuan lempeng Filipina.  Lempeng Filipina adalah lempeng tektonik yag terletak di selatan lempeng Eurasia. 

  1. Ring Of Fire

Indonesia merupakan wilayah yang rawan bencana karena letaknya diantara lempeng utama dunia. Selain itu juga berada di Cincin Api Pasifik (Ring of Fire). Daerah yang mengelilingi Samudera Pasifik sepanjang 40.000 km ini sering mengalami gempa dan letusan gunung berapi.

Penyebab Tsunami dan Sulawesi Tengah, Khususnya Palu

Bencana gempa dan tsunami yang terjadi di Palu dua tahun silam mungkin takkan hilang dari ingatan. Gempa, tsunami dan likuifaksi adalah tiga bencana sekaligus yang menewaskan ribuan korban. Berikut ini penyebab tsunami dan Sulawesi Tengah, khususnya Palu, Donggala dan Sigi:

  1. Longsor Bawah Laut

Sedimen yang dibawa dari sungai bemuara di teluk Palu. Sedimen tersebut belum terkonsolidasi dengan kuat sehingga ketika gempa mengguncangnya terjadilah longsor. Pada awalnya tsunami di Sulawesi Tengah airnya jernih dan  disusul yang kedua berwarna hitam pekat.

Tsunami yang kedua bisa demikian dipicu adanya longsoran bawah laut yang terjadi saat gempa. Setelah rekahan kembali menutup longsoran tersebut ikut keluar bersama air bah dan menjadi bencana yang mematikan.

  1. Gempa Lokal

Selain longsor yang terjadi di bawah laut, bencana tsunami dan Sulawesi Tengah diakibatkan gempa lokal. Gempa bumi  berkekuatan 7,4 skala Ricther merupakan jenis gempa dangkal yang berasal dari aktivitas sesar Palu Koro.

Baca juga: Ragam Ukuran Batik Modern, Ukur Badan Sebelum Beli Baju

Rangkaian Bencana Tsunami dan Sulawesi Tengah

Rangkaian bencana tsunami Sulawesi Tengah Palu mulai dari gempa, tsunami dan disusul likuifaksi. Sejumlah kejadian tersebut menelan ribuan jiwa. Mengingat bencana tersebut tak terjeda tentu masih banyak jenazah yang terkubur di dalamnya. Berikut rangkaiannya:

  1. Gempa Bumi

Gempa berskala 7,4 Ricther mengguncang wilayah ini pada pukul 18.02 WITA. Tanah berguncang hebat, jalan-jalan merekah, dan  bangunan ambruk. Gempa ini terjadi karena lempengan bumi yang saling bertumbukan. 

Gempa tsunami di Sulawesi Tengah terjadi secara konstan, kadang tumbukannya kecil dan kadang besar. Nah saat tumbukannya cukup besar dan dekat  dengan rumah warga dapat menimbulkan konsekuensi yang parah.

  1. Tsunami

Pasca guncangan hebat tersebut meluluh lantakkan bumi Palu, lima menit kemudian pihak BMKG memberikan peringatan tsunami. Lembaga ini mengatakan bahwa akan terjadi tsunami setinggi 0,5 meter sampai 3 meter. Namun, yang terjadi Palu dihantam ombak setinggi 6 meter.

Ombak 6 meter yang terjadi karena bentuk Teluk Palu yang panjang dan menyempit. Hal ini menyebabkan kecepatan dan ketinggian gelombang tsunami bertambah saat menuju Kota Palu.

Diluar dugaan, waktu 10 menit untuk berlari dari besarnya ombak tsunami tidak mungkin bisa dilakukan semua orang. Gempa tersebut juga merusak jaringan listrik dan komunikasi sehingga sebagian orang tidak bisa menerima peringatan.

  1. Likuifaksi

Setelah gempa dan tsunami menelan Palu, fenomena lain menyusul terjadi, yakni likuifaksi. Fenomena likuifaksi ini seperti tanah berjalan. Dimana terjadi karena tanahnya berpasir dan mudah terendam air. Lumpur tersebut menyeret bangunan dan kendaraan yang ada di atasnya.

Dari kejadian ini diperkirakan ratusan hingga ribuan orang yang terkubur bersama puing-puing bangunan. Sejak bencana likuifaksi terjadi beberapa tempat di Palu menjadi zona rawan bencana. 

Demikianlah alasan mengapa tsunami dan Sulawesi Tengah tidak dapat dipisahkan. Apabila ingin tinggal di sana, sebaiknya pilih tempat yang aman dari bencana-bencana tersebut. semoga artikel ini bermanfaat!